Mari segalanya kita mulai dengan membaca Bismillah, karena kita tak tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana akhirnya. kita hanya bisa berharap semoga yang kita lakukan mendapat ridho-Nya dan bernilai ibadah, plus bermanfaat bagi banyak orang (berkah).
Jumat, 22 Juni 2012
Ibadah adalah Perintah dari-Nya
Kadang kita merasa salah di setiap perbuatan kita. Selalu saja kita
merasa sebagai pihak yang disalahkan. Sebenarnya kita telah berbuat
apa?….
Mari kita telisik lagi di dalam Al-Qur’an surat Adz-zariyat :56 yang
artinya: “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk
beribadah kepada-Ku”. Di dalam ayat tersebut Allah menerangkan tugas
utama manusia “hanyalah” menyembah kepadanya dalam bentuk ibadah
menjalankan penuh apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi seluruh apa
yang dilarang-Nya.
Jadi dalam setiap perbuatan yang kita lakukan hendaknya atas dasar semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sehingga, kita tidak merasa disalahkan walaupun kita disalahkan oleh orang lain, tapi kita tidak akan disalahkan oleh Allah.
Read more: http://www.resensi.net/ibadahpahala/2012/
Jadi dalam setiap perbuatan yang kita lakukan hendaknya atas dasar semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sehingga, kita tidak merasa disalahkan walaupun kita disalahkan oleh orang lain, tapi kita tidak akan disalahkan oleh Allah.
Read more: http://www.resensi.net/ibadahpahala/2012/
Kamis, 21 Juni 2012
Peringatan isra' mi'raj yang bersahaja
Siang menjelang sore, kakiku masih letih karena sejak pagi sudah bangun dan berangkat dengan aktifitasku. padahal hari itu Ahad, saat yang tepat untukku dan keluarga kecilku bercengkrama bersama. Namun apalah daya, aku sudah berjanji untuk mengajak anak didikku berkarya di hari ini.
Sebuah hal yang amat sangat jarang dilakukan di kampung, desa tempatku berpijak. Riuh, tawa dan canda sambut mereka, menilai asa dengan Isra' dan mi'raj. Berbekal niat ku bimbing mereka, tak ada perlengkapan istimewa yang mengiringi kegiatan kami, hanya berbagai hiasan kertas warna - warni, dan sebuah kamera hasil pinjaman, acara kami tetap ceria
Tuhan...
Ijinkan kami tuk bersyukur kepada-Mu
Kami bisa tersenyum, tertawa dan bahagia
Sebuah hal yang amat sangat jarang dilakukan di kampung, desa tempatku berpijak. Riuh, tawa dan canda sambut mereka, menilai asa dengan Isra' dan mi'raj. Berbekal niat ku bimbing mereka, tak ada perlengkapan istimewa yang mengiringi kegiatan kami, hanya berbagai hiasan kertas warna - warni, dan sebuah kamera hasil pinjaman, acara kami tetap ceria
Tuhan...
Ijinkan kami tuk bersyukur kepada-Mu
Kami bisa tersenyum, tertawa dan bahagia
Minggu, 17 Juni 2012
Manakala Hidupmu Tampak Susah Untuk Dijalani... RENUNGKAN
Seorang professor berdiri di depan
kelas filsafat dan mempunyai
beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa
mengucapkan sepatah kata, dia
mengambil sebuah toples mayones
kosong yang besar dan mulai mengisi
dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para
muridnya, apakah toples itu sudah
penuh? Mahasiswa menyetujuinya.
Kemudian professor mengambil sekotak
batu koral dan menuangkannya ke
dalam toples. Dia mengguncang dengan
ringan. Batu-batu koral masuk,
mengisi tempat yang kosong di antara
bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para
muridnya, Apakah toples itu sudah
penuh? Mereka setuju bahwa toples
itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil
sekotak pasir dan menebarkan ke
dalam toples...
Tentu saja pasir itu menutup segala
sesuatunya. Profesor sekali lagi
bertanya apakah toples sudah penuh?
Para murid dengan suara bulat
berkata, "Yaa!"
Profesor kemudian menyeduh dua
cangkir kopi dari bawah meja dan
menuangkan isinya ke dalam toples,
dan secara efektif mengisi ruangan
kosong di antara pasir.
Para murid tertawa...
"Sekarang," kata profesor ketika
suara tawa mereda, "Saya ingin
kalian memahami bahwa toples ini
mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang
penting - Tuhan, keluarga, anak-anak,
kesehatan, teman dan para
sahabat. Jika segala sesuatu hilang
dan hanya tinggal mereka, maka
hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal
lain, seperti pekerjaanmu, rumah
dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya
- hal-hal yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan
pasir ke dalam toples," lanjut
profesor, "Maka tidak akan tersisa
ruangan untuk batu koral ataupun
untuk bola-bola golf. Hal yang sama
akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi
untuk hal-hal sepele, kalian tidak
akan mempunyai ruang untuk hal-hal
yang penting buat kalian"
"Jadi..."
"Berilah perhatian untuk hal-hal
yang kritis untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up
kesehatan.
Ajak pasanganmu untuk keluar makan
malam. Akan selalu ada waktu untuk
membersihkan rumah, dan memperbaiki
mobil atau perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu
kepada bola-bola golf - Hal-hal
yang benar-benar penting. Atur
prioritasmu. Baru yang terakhir,
urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan
dan bertanya, "Kalau Kopi yg
dituangkan tadi mewakili apa?"
Profesor tersenyum, "Saya senang
kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
kepada kalian, sekalipun hidupmu
tampak sudah begitu penuh, tetap
selalu tersedia tempat untuk
secangkir kopi bersama sahabat"
Bisa jadi
kisah diatas ini hanyalah sebuah cerita kiasan, Tapi percayalah wahai sahabat cerita
diatas menuturkan kepada kita hal – hal yang penting yang harus kita dahulukan.
Yaitu yang pertama adalah Tuhan (Urusan Ibadah), baru kemudian hal lain
Seorang
yang alim pernah berkata “ kalau urusan dengan Tuhan beres, maka urusan yang
lain pasti beres juga ”.
Langganan:
Postingan (Atom)